silakan daftarkan alamat email anda untuk dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan manajemen teknik di wilayah 2 Kalimantan -Sulawesi Direktorat Penataan Bangunan Subdit Wilayah 2 PBL mengucapkan Selamat menunaikan Ibadah Puasa Tahun 2014 mohon maaf lahir dan bathin. Mari kerjasama untuk mendapatkan hasil yang baik sebagaimana diharapkan Semoga bermanfaat

Monday 23 June 2014

RTBL KAWASAN TERPADU PELABUHAN INDUSTRI PERDAGANGAN PERGUDANGAN DAN PETI KEMAS GARONGKONG KECAMATAN BARRU KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN

1. DELINEAASI KAWASAN
2. KONDISI EKSISTING
Kabupaten Barru merupakan salah satu dari 24 kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Selatan berada pada pesisir pantai barat Selat Makassar dengan panjang garis pantai 78 Km. Secara geografis terletak diantara Koordinat 4º0.5’35” - 4º47’35” Lintang Selatan dan 199º35’00” - 119º49’16” Bujur Timur dengan luas wilayah 1.174,72 Km² (117.472 Ha) dan berada ± 102 Km disebelah Utara Kota Makassar Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Secara administratif Kabupaten Barru terbagi atas 7 (tujuh)  kecamatan yaitu Kecamatan Tanete Riaja, Kecamatan Tanete Rilau, Kecamatan Barru (ibukota kabupaten), Kecamatan Soppeng Riaja, Kecamatan Mallusetasi, Kecamatan Pujananting dan Kecamatan Balusu, yang terdiri dari 14 kelurahan dan 40 desa dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
-  Sebelah Utara dengan Kota Pare-Pare dan Kabupaten Sidrap
-  Sebelah Timur dengan Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone
-  Sebelah Selatan dengan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
-  Sebelah Barat dengan Selat Makassar.  


 POTENSI
  1. Sebagian dari kawasan perencanaan secara struktur, karakter ruang kotanya sudah terbentuk;
  2. Memiliki kualitas udara dan kuatitas air yang sangat baik dengan keseimbangan alam yang masih terjaga dan terpelihara;
  3. Daerah Aliran Sungai sangat berpotensi dikembangkan sebagai kawasan wisata dan ruang publik yang memberi energi baru bagi performa kota;
  4. Dengan dominasi vegetasi yang jauh lebih dominan dibanding bangunan, menjadikan kawasan perencanaa secara spasial lebih mudah dan relatif lebih ringan dalam mengatasi pengendalian pemanfaatan ruangnya.

MASALAH
  1. Produktivitas bahan pangan stagnan
  2. Ancaman kecelakaan lalu lintas
  3. Kurangnya jalan produksi
  4. Terbatasnya infrastruktur pertanian
  5. Pola pertanian tambak masih tradisional
  6. Mulai berkurangnya rumah kayu
  7. Kecenderungan perumahan yang linier

3. KEMAJUAN KEGIATAN
Pada tahap ini kegiatan dalam tahap survai lokasi secara lebih mendalam setelah sebelumnya dilakukan pembahasan laporan pendahuluan. Laporan pendahuluan dalam perbaikan.
Sampul Pendahuluan

4. PEMBAHASAN LAPORAN PENDAHULUAN
Pembahasan telah dilakukan pada tanggal 16 Mei 2014



No comments:

BACA POSTING LAINNYA